Blog ini menulis tentang Kisah Nabi Muhammad SAW, Kisah Khalifah dan Kisah Islami

Sabtu, 12 Agustus 2017

Olahraga Nabi Muhammad SAW



OLAHRAGA NABI MUHAMMAD SAW DAN SAHABAT

Sudah menjadi tabiat manusia untuk menyukai hiburan. Rutinitas dan beban kehidupan menjadi faktor yang mendorong jiwa untuk mengupayakan relaksasi (rasa rileks). Karenanya, siapapun orang yang meneliti satu kelompok masyarakat, kapanpun dan dimanapun, akan menjumpai sarana hiburan dan olahraga sebagai bagian dari kehidupan mereka.

Mari kita simak penuturan salah seorang dari mereka, "Bahwasannya Rosululloh SAW mengadu lari antara kuda-kudanya yang belum dikuruskan, jaraknya antara jalanan di lereng bukit hingga masjid Bani Zuraiq. Abdulloh bin Umar sendiri biasa beradu lari menggunakan kuda yang belum dikuruskan tersebut".

Generasi muda sahabatyang selalu rindu untuk ikut berjihad menyadari betul bahwa persiapan dan latihan adalah sebuah keniscayaan. Karenanya mereka mematuhi wasiat Nabi Muhammad SAW.

"Ketahuilah bahwa kekuatan itu ada pada melempar (anak panah). Ketahuilah, bahwa kekuatan itu ada pada melempar (anak panah)".

Kecenderungan mereka pada olahraga Nabi juga terlihat pada kisah Salamah ketika ia meriwayatkan perang Dzi Qird, "Ketika kami berjalan, ada seorang Anshor yang tidak bisa didahului kecepatannya dalam berjalan. Ia berkata, "Tidakkah ada orang yang beradu cepat sampai di Madinah denganku? Adakah orang yang bisa mendahukuiku? Ia terus mengulangi ucapannya. Mendengar itu, aku berkata, "Tidak adakah orang mulia dan terhormat yang kamu segani?" Ia menjawab, Tidak ada kecuali Rosululloh SAW." Aku berkata, "Wahai Rosululloh ayah-ibuku menjadi tebusannya, biarkan aku beradu cepat dengan orang ini. " Beliau bersabda, "Jika kamu mau, "Aku berkata, "Majulah". Aku tekut kakiku lalu melompat dan berlalri, Aku hemat nafasku, hingga (ia mendahuluiku) satu atau dua bukit, agar nantinya aku tidak kehabisan nafas. Kemudian aku berlari dibelakangnya dengan tetap menghemat nafas, hingga (ia mendahuluiku) satu atau dua bukit. Lalu aku percepat lariku, hingga hasil menyusulnya tepat di belakang tubuhku. Akhirnya aku berhasil mendahuluinya tiba di Madinah."

Bagi mereka, hiburan adalah sesuatu yang bisa menghantarkan kepada tujuan mulia. Mereka mengambil prinsip ini dari sabda Rosululloh SAW :

"Tidak boleh (mengambil harta dari) perlombaan, kecuali dalam (perlombaan) anak panah, binatang berkuku dan binatang bertapak kaki".

Manakala olahraga bagi mereka adalah sebuah sarana menuju tujuan mulia, maka mungkinkah olahraga tersebut menghalangi mereka dan menunaikan kewajiban atau menjalankan ketaatan? Ketika itu kembali mengarahkan pandangan pada masa sekarang dan sedikit membuka lembar kehidupan generasi mudanya, maka kita akan menemukan perbedaan mencolok antara olahraga di kalangan mereka dan di kalangan pendahulu mereka, generasi muda sahabat. Betapa kuatnya sepak bola mengikat hati pada penggilanya. Sepak bola merampas waktu-waktu berharga mereka dengan menontonnya, menyaksikan tayangan pertandingan, membaca koran sebelum dan sesudah pertandingan, berdebat dan mendiskusikannya, bergantilah emosi antara pendukung dan mencaci serta menumpahkan semangat untuk sesuatu yang tidak bersemangat. Apalagi, sholat-sholat wajib yang terabaikan serta munculnya prselisihan dan pertengkaran.

"MARI KITA GALAKKAN OLAHRAGA NABI, AKIDAH YANG KUAT, TUBUH PUN KUAT"


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kisah Nabi Muhammad SAW

Tidak ada komentar:

.f-nav{ z-index: 9999; position: fixed; left: 0; top: 0; width: 100%; padding:0 20px;} /* ini yang membuat menu menjadi melayang (fixed) */ .nav { background: rgba(26, 37, 82, 0.24); margin:0 0 20px 0; } .nav li { list-style-type:none; float:left; display:inline-block; padding:10px; }