Blog ini menulis tentang Kisah Nabi Muhammad SAW, Kisah Khalifah dan Kisah Islami

Sabtu, 12 Agustus 2017

Sejarah Rosululloh SAW 3.




SEJARAH ROSULULLOH BAG. 3

Muhammad adalah seorang nabi dan rasul terakhir bagi umat Muslim. Muhammad memulai penyebaran ajaran Islam untuk seluruh umat manusia dan mewariskan pemerintahan tunggal Islam. Wikipedia
Pasangan: Maymunah binti al-Harits (m. 629 M–632 M)
1. Ditinggal Ibu Tercinta, Ibu Aminah
Setelah beberapa lama ditinggal bersama ibunya, Aminah pada usia 6 tahun, sang ibu tercinta mengajaknya berziarah ke makam suaminya di Yatsrib. Maka berangkatlah mereka dari kota Mekkah, menempuh berjalan kaki sepanjang 500 km, ditemani oleh Ummu Aiman dan dibiayai oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Di tempat tujuan, mereka menetap sebulan.

Setelah itu mereka kembali ke Mekkah. Namun di tengah perjalanan, ibunya menderita sakit dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, ibu tercinta, Aminah meninggal dunia di perkampungan Abwa' yang terletak antara kota Mekkah dan Madinah.


2. Dibawah Asuhan Sang Kakek, Abdul Muthalib
Sang kakek, Abdul Muthalib sangat kasihan terhadap cucu kesayangannya yang sudah menjadi yatim piatu diusianya yang masih muda, masih dini. Maka dibawanya sang cucu kerumah kakeknya, diasuh dan dirawat melebihi anak-anaknya. Pada saat itu Abdul Muthalib memiliki tempat duduk khusus di bawah Ka'bah, tidak ada seorang pun yang berani duduk diatasnya, sekalipun anak-anaknya. Mereka hanya berani duduk disisinya. Namun Rosululloh SAW yang saat itu masih anak-anak, justru bermain-main dan duduk diatasnya. Lalu kemudian saja paman-pamannya mengambil dan menariknya. Namun ketika sang kakek melihat hal tersebut, sang kakek melarang mereka seraya berkata, "Biarkan dia, demi Alloh, anak ini punya kedudukan sendiri".

Akhirnya Rosululloh SAW kembali duduk di majelisnya, diusapnya punggung cucunya tersebut dengan suka cita, dengan kegembiraan melihat apa yang mereka perbuat. Tapi, lagi-lagi kasih sayang sang kakek, Abdul Muthalib tak berlangsung lama dirasakan Muhammad kecil. Saat Rosululloh SAW berusia 8 tahun kakeknya meninggal dunia di Mekkah. Namun beliau sebelum wafat berpesan kepada cucunya, Muhammad kecil agar dirawat oleh paman dari pihak bapaknya, yaitu Abu Thalib.


3. Dipangkuan Pamannya, Abu Thalib
Kini Rosul berada dalam asuhan pamannya, Abu Thalib yang sangat mencintainya. Abu Thalib meratnya bersama anak-anaknya yang lain, bahkan lebih disayangi dan dimuliakan muhammad kecil. Begitu seterusnya Abu Thalib selalu disisi Rosululloh SAW merawatnya, melindungi dan membelanya, bahkan hinga beliau diangkat menjadi Rosul. Hal tersebut berlangsung tidak kurang selama 40 tahun.


4. Bersama Pendeta Buhaira
Pada saat Rosululloh SAW berusia 12 tahun, Abu Thalib mengajaknya berdagang ke negeri Syam. Sesampainya di perkampungan Bushra yang waktu itu masuk wilayah negeri syam, mereka disambut oleh seorang pendeta bernama Buhaira. Semua rombongan turun memenuhi jamuan Buhaira kecuali Rosululloh SAW.

Pada pertemuan tersebut, Abu Thalib menceritakan perihal Rosululloh SAW dan sifat-sifatnya kepada pendeta Buhairah. Setelah mendengar ceritanya, sang pendeta langsung memberitahukan bahwa anak tersebut akan menjadi pemimpin manusia sebagaimana yang dia ketahui ciri-ciri dari kitab-kitab dalam agamanya. Maka dia meminta Abu Thalib untuk tidak membawa anak tersebut ke negeri syam, karena khawatir disana ada orang-orang Yahudi akan mencelakakanya. Akhirnya Abu Thalib memerintahkan anak buahnya untuk membawa pulang kembali Rosululloh SAW ke Mekkah.


5. Perang Fijar
Pada usia 15 tahun, Rosululloh SAW ikut serta dalam perang fijar yang terjadi anatara suku Quraisy yang bersekutu dengan bani Kinnah melawan suku Qias Allan. Dan peperangan itu dimenagkan oleh suku Quraisy. Pada peperangan Fijar, Rosululloh SAW membantu paman-pamannya untuk menyiapkan alat panah.


6. Hilful Fudhul
Setelah perang fijar usai, diadakanlah perdamaian yang dikenal dengan istilah Hilful Fudhul, disepakati pada bulan Dzulqaidah yang termasuk bulan Haram (suci), di rumah Abdulloh bin Jud'an at-Taimi.

Semua kabilah dari suku Quraisy ikut dalam perjanjian tersebut. Diantara isinya adalah kesepakatan dan upaya untuk selalu membela siapa saja yang dizalimi dari penduduk Mekkah. Dan mereka akan menghukum orang yang berbuat zalim sampai dia mengembalikan hak-haknya.

Rosululloh SAW ikut serta menyaksikan perjanjian tersebut, bahkan setelah beliau menjadi Rosul, beliau masih mengingatnya dan memujinya, seraya berkata, " Saya telah menyaksikan perjanjian damai di rumah Abdulloh bin Jud'an yang lebih saya cinta dari unta merah[1]. Seandainya saya diundang lagi setelah masa Islam, niscaya saya akan memenuhinya".


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kisah Nabi Muhammad SAW

Tidak ada komentar:

.f-nav{ z-index: 9999; position: fixed; left: 0; top: 0; width: 100%; padding:0 20px;} /* ini yang membuat menu menjadi melayang (fixed) */ .nav { background: rgba(26, 37, 82, 0.24); margin:0 0 20px 0; } .nav li { list-style-type:none; float:left; display:inline-block; padding:10px; }