Blog ini menulis tentang Kisah Nabi Muhammad SAW, Kisah Khalifah dan Kisah Islami

Jumat, 28 Juli 2017

Diutusnya Nabi




MENGAPA NABI MUHAMMAD DIUTUS DI ARAB?

Usia bumi telah tua. Lebih tua dari masa pertama Adam dan istrinya, Hawa, menginjakkan kaki di permukaannya. Silih berganti zaman dan keadaan. Manusia yang hidup diatasnya pun bergiliran. Alloh SWT utus rosul-rosul untuk mereka. Menyempurnakanfitrah yang telah dibawa. Hingga akhirnya diutus Muhammad bin Abdulloh di Jazirah Arab.

Lalu timbul pertanyaan, "Mengapa Arab?" Mengapa tanah gersang dengan orang-orang nomad disana dipilih menjadi tempat diutusnya Rosul terakhir ini?" Tidak sedikit umat Islam yang bertanya-tanya penasaran  tentang hal ini. Mereka berusaha mencari hikmahnya. Ada yang bertemu. Ada pula yang meraba tak tentu arah.

Para ulama mencoba menyebutkan hikmah tersebut. Dan dengan kerendahan hati, mereka tetap mengakui hakikat sejati hanya Alloh lah yang mengetahui. Para ulama adalah orang-orang yang berhati-hati. Jauh lebih hati-hati dari seorang peneliti. Mereka jauh dari mengedepankan egoisme suku dan ras. Mereka memiliki niat, yang insha Alloh, tulus untuk hikmah dan ilmu.

Zaid bin Abdul Karim az-Zaid dalam Fiqh as-Sirah menyebutkan di antara latar belakang diutusnya para rosul, khususnya rosul terakhir, Muhammad SAW di Jazirah Arab adalah :

Pertama : Jazirah Arab adalah tanah merdeka

Jazirah Arab adalah tanah merdeka yang tidak memiliki penguasa. Tidak ada penguasa yang memiliki kekuasaan politik dan agama secara absolute di daerah tersebut. Berbeda hanya dengan wilayah-wilayah lain. Ada yang dikuasai Persia, Romawi dan kerajaan lainnya.

Kedua : Memiliki Agama dan Kepercayaan yang beragam

Mereka memang orang-orang pagan penyembah berhala. Namun berhala mereka berbeda-beda. Ada yang menyembah malaikat. Ada yang menyembah bintang-bintang. Dan ada pula yang menyembah patung - ini yang dominan.

Patung yang mereka sembah pun bermacam ragam. Setiap daerah memiliki patung jenis tertentu. Keyakinan mereka beragam. Ada yang menolak, ada yang menerima. Diantara mereka juga terdapat orang-orang Yahudi dan Nasrani. Dan sedikit yang masih berpegang kepada ajaran Nabi Ibrahim yang murni.

Ketiga : Kondisi sosial yang unik mungkin bisa dikatakan istimewa tatkala itu, Mereka memiliki jiwa fanatik kesukuan 

Orang Arab hidup dalam tribalisme, kesukuan. Pemimpin masyarakat adalah kepala kabilah. Mereka menjadikan keluarga sendiri yang memimpin suatu koloni atau kabilah tertentu. Dampak positifnya jelas sekali saat Nabi Muhammad SAW memulai dakwahnya. Kekuatan bani Hasyim menjaga dan melindungi beliau dalam berdakwah.

Apabila orang-orang Quraisy menggangu pribadi beliau, Abu Thalib, datang membela. Hal ini juga dirasakan oleh sebagian orang yang memeluk agama Islam. Keluarga mereka tetap membela mereka.

Keempat : Jauh dari Peradaban Besar

Jauh dari peadaban besar karena pikiran mereka belum tercampuri oleh pemikiran-pemikiran lain. Orang-orang Arab yang tinggal di Jazirah Arab atau terlebih khusus tinggal di Mekkah, tidak terpengaruh pemikiran luar. Jauh dari ideologi dan peradaban majusi, Persia dan nasrani romawi. Bahkan keyakinan paganis juga jauh dari mereka. Sampai akhirnya Amr bin Luhai al-Khuzza'I kagum dengan ibadah penduduk Syam. Lalu mereka membawa berhala penduduk Syam ke Jazirah Arab.

Jauhnya pengaruh luar ini, membuat jiwa mereka masih polos, jujur dan lebih adil menilai kebenaran wahyu..

Kelima : Secara geografi, Jazirah Arab terletak di tengah dunia.

Memang pandangan ini terkesan subjektif. Tapi realitanya, Barat meyebut mereka dengan Timur Tengah. Geografi dunia Arab bisa berhubungan dengan belahan dunia lainnya. Sehingga memudahkan dalam penyampaian dakwah Islam ke berbagai penjuru dunia. Terbukti, dalam waktu yang singkat, Islam sudah menyebar ke berbagai penjuru dunia. ke Eropa dan Amerika.

Keenam : Mereka berkomunikasi dengan satu Bahasa yaitu bahasa Arab

Jazirah Arab yang luas itu hanya memiliki satu bahasa untuk komunikasi di antara mereka, yaitu Bahasa Arab. Adapun wilayah-wilayah lainnya memiliki banyak bahasa. Saat itu, di India saja sudah memiliki 15 bahasa resmi (as-sirah an-nabawiyah oleh Abu al-Hasan an-Nadawi, Cet. Jeddah : Dar asy-Syuruq. Hal ; 22).

Bayangkan seandainya di Indonesia masing-masing daerah berbeda bahasa bahkan sampai ratusan bahasa. Komunikasi akan terhambat dan dakwah akan lambat tersebar karena kendala bahasa saja. Dalam waktu yang lama, dakwah Islam mungkin belum terdengar ke belahan dunia lainnya karena disibukkan dengan kendala ini.

Ketujuh : Banyaknya orang-orang yang datang ke Mekkah

Mekkah telah menjadi tempat istimewa sejak masa Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Oleh karena itu, banyak utusan dari wilayah arab lainnya datang ke sana. Demikian juga jamaah haji. Pedagang, para ahli syair dan sastrawan. Keadaan ini mempermudah untuk menyebarkan risalah kenabian. Mereka datang ke Mekkah, lalu ke kampung mereka masing-masing dengan membawa berita risalah kerasulan.

Kedelapan : Faktor penduduk

Ibnu khaldun membagi bumi ini menjadi tujuh bagian. Bagian terjauh adalah kutub utara dan selatan. Inilah bagian bagian yang ia sebut dengan bagian satu dan tujuh. Kemudian ia menyebutkan bagian dua dan enam. Kemudian menunjuk bagian tiga dan lima. Kemudian menunjuk bagian keempat sebagai pusatnya. Ia tunjuk bagian tersebut dengan mengatakan "wa sakanaha (Arab)".

Penduduk Arab adalah orang-orang yang secara fisik proporsional, tidak terlalu pendek dan tidak juga tinggi. Tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar. Demikian juga warna kulitnya. Serta akhlak dan agamanya. Sehingga kebanyakan para nabi diutus di wilayah ini. Tidak ada nabi dan rosul yang diutus di wilayah kutub utara maupun kutub selatan. Para nabi dan rosul secara khusus diutus kepada orang-orang yang sempurna secara jenis (tampilan fisik) dan akhlak. Kemudian Ibnu Khaldun berdalil dengan sebuah ayat:


"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia..." (QS. Ali Imran : 110). (Muqqaddimah Ibnu Khaldun, Cet. Bairut : Dar al-Kitab al-Albani, Hal. 141-142).

Karena pembicaraan pertama dalam ayat tersebut ditunjukan kepada orang Arab, yakni para sahabat. Kemudian barulah umat Islam secara umum.


Secara realita, kita juga meyakini memang ada bangsa yang unggul secara fisik. Contohnya ras Mongoloid.  yang memiliki mata sipit, lebih kecil dan lebih pendek dari ras kaukasoid. Ras kaukasoid adalah karakter umum dari sebagian besar penghuni Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah, Pakistan dan India Utara. Walaupun penelitian sekarang telah merubah pendekatan pemahaman, mengapa Ibnu Khaldun menyebutkan bahwa Timur Tengah sebagai "sakanaha".

Artinya ada fisik yang lebih unggul. Mereka yang sipit ingin mengubah kelopak mata menjadi lebih lebar. Mereka yang pendek ingin lebih tinggi. Naluri manusia menyetujui bahwa Kaukasia lebih menarik. atau dalam bahasa lain lebih unggul secara fisik. Namun Alloh Ta'ala lebih hikmah dan lebih jauh kebijaksanaannya dari hanya sekedar memandang fisik. Dia lengkapi orang-orang Kaukasia yang ada di Timur Tengah dengan keindahan yang istimewa. Hal ini bisa kita jumpai di buku-buku sirah tentang karakter bangsa Arab pra Islam. Mereka jujur, polos, berkeinginan kuat, dermawan, dan lain-lain. Kemudian Alloh Ta'ala mengutus Nabi, yaitu Nabi Muhammad SAW di sana.


Penyebaran Islam

Sekitar tahun 613 M, tiga tahun setelah Islam disebarkan secara diam-diam, Muhammad mulai melakukan penyebaran Islam secara terbuka kepada masyarakat Mekkah, respons yang ia terima sangat keras dan masif. Ini disebabkan karena ajaran Islam yang dibawa olehnya bertentangan dengan apa yang sudah menjadi budaya dan pola pikir masyarakat Mekkah saat itu. Pemimpin Mekkah Abu Jahal menyatakan bahwa Muhammad adalah orang gila yang akan merusak tatanan hidup orang Mekkah. Akibat penolakan keras yang datang dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah dan kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin Quraisy yang menentangnya, Muhammad dan banyak pemeluk Islam awal disiksa, dianiaya, dihina, disingkirkan, dan dikucilkan dari pergaulan masyarakat Mekkah.
Walau mendapat perlakuan tersebut, ia tetap mendapatkan pengikut dalam jumlah besar. Para pengikutnya ini kemudian menyebarkan ajarannya melalui perdagangan ke negeri SyamPersia, dan kawasan jazirah Arab. Setelah itu, banyak orang yang penasaran dan tertarik kemudian datang ke Mekkah dan Madinah untuk mendengar langsung dari Muhammad, penampilan dan kepribadian baiknya yang sudah terkenal memudahkannya untuk mendapat simpati dan dukungan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini menjadi semakin mudah ketika Umar bin Khattab dan sejumlah besar tokoh petinggi suku Quraisy lainnya memutuskan untuk memeluk ajaran Islam, meskipun banyak juga yang menjadi antipati mengingat saat itu sentimen kesukuan sangat besar di Mekkah dan Medinah. Tercatat pula Muhammad mendapatkan banyak pengikut dari negeri Farsi (sekarang Iran), salah satu yang tercatat adalah Salman al-Farisi, seorang ilmuwan asal Persia yang kemudian menjadi sahabat Muhammad.
Penyiksaan yang dialami hampir seluruh pemeluk Islam selama periode ini mendorong lahirnya gagasan untuk berhijrah (pindah) ke Habsyah (sekarang Ethiopia). Negus atau raja Habsyah, seorang Kristen yang adil, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah. Muhammad sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Yatsrib, kota yang berjarak sekitar 200 mil (320 km) di sebelah Utara Mekkah.





Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kisah Nabi Muhammad SAW

Tidak ada komentar:

.f-nav{ z-index: 9999; position: fixed; left: 0; top: 0; width: 100%; padding:0 20px;} /* ini yang membuat menu menjadi melayang (fixed) */ .nav { background: rgba(26, 37, 82, 0.24); margin:0 0 20px 0; } .nav li { list-style-type:none; float:left; display:inline-block; padding:10px; }