Blog ini menulis tentang Kisah Nabi Muhammad SAW, Kisah Khalifah dan Kisah Islami

Kamis, 03 Agustus 2017

Istri Istri Rosululloh 2


Ketujuh : Zainab binti Jahsy

Ummul Mukminin Zainab binti Jahsy dilahirkan pada tahun 32 sebelum hijrah. Ibunya adalah Umaimah binti Abdul Muthalib., bibi Rosululloh SAW, Ummul Mukminin Zainab binti Jahsy adalah wanita terhormat saudari dari Abdullah bin Jahsy, sang pahlawan perang uhud yang dimakamkan satu liang dengan paman Rosululloh SAW, Hamzah bin Abdul Muthalib RA.

Sebelum menjadi istri Rosululloh SAW, Zainab binti Jashy adalah anak istri dari anak angkat Nabi yakni Zaid bin Haritsah RA. Pernikahan keduanya tidak berjalan langgeng, karena perbedaan kafa-ah. Akhirnya perceraian pun terjadi. Lalu Zainab dinikahi Rosululloh SAW. Ketika itu, Zainab binti Jashy berusia 37 tahun. Berjalanlah biduk rumah tangga Rosululloh SAW dengan Zainab berjalan 6 tahun, hingga Rosululloh SAW wafat. Di antara keistimewaan Zainab binti Jashy RA adalah Alloh SWT yang menjadi walinya saat menikah dengan Rosululloh SAW.

Hikmah dari pernikahan Zainab dengan Rosululloh SAW adalah meluruskan budaya yang keliru pada masyarakat kala itu. Orang-orang saat itu beranggapan bahwa anak angkat sama statusnya dengan anak kandung. Anggapan ini tentu saja akan berdampak pada hukum-hukum syariat yang lainnya; warisan, mahram, pernikahan, dan lain-lain. Tradisi dan anggapan ini kian mengakar di masyarakat Islam pada saat itu sehingga perlu diluruskan. Dan Ummul mukminin Zainab binti Jahsy RA wafat pada masa pemerintahan Umar bin al-Khattab tahun 21 Hijriah dengan usia 53 tahun.


Kedelapan : Juwairiyah binti al-Harits bin Abi Dhirar

Ummul mukminin Juwairiyah binti al-Harits al-Khuza'iyah  al-Qurasyiyah dilahirkan tahun 14 sebelum hijriah. Dia adalah wanita yang sangat cantik dan memiliki kedudukan mulia di tengah kaumnya. Ayahnya al-Harist bin Abi Dhirar adalah kepala kabilah bani Musthaliq.

Suatu hari ayahnya Juwairiyah mengumpulkan pasukan untuk menyerang Rosululloh SAW. Mendengar kabar tersebut, Rosululloh segera bertindak cepat dan bertemulah kedua pasukan di sebuah oase yang dikenal dengan Muraisi'. Peperangan itu dimenangkan oleh Rosululloh SAW dan para sahabatnya al-Harits bin Abi Dhirar tewas dalam peperangan sedangkan Juwairiyah menjadi tawanan.

Juwairiyah dijatuhkan sebagai bagian dari Tsabit bin Qais bin Syammas yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengannya. Namun Juwairiyah tidak menerima hal ini. Dia datang kepada Nabi Muhammad SAW agar bersedia menebus dirinya. Lalu Nabi SAW menawarkan tawaran yang lebih terhormat daripada hal seperti itu, yaitu menawarkan diri untuk menikahi Juwairiyah. Dengan gembira Juwairiyah menerima tawaran tersebut.

Hikmah dari pernikahan Juwairiyah dengan Rosululloh SAW adalah untuk menaklukkan hati bani Musthliq agar menerima dakwah Islam. Lantaran pernikahan ini, para sahabat nabi saw membebaskan tawanan-tawanan bani Musthliq yang jumlahnya sekitar 100 keluarga. Para sahabat tidak rela kerabat Rosululloh SAW menjadi tawanan. Aisyah RA pun memuji Juwairiyah sebagai wanita yang penuh keberkahan untuk kaumnya.

Pernikahan ummul mukminin Juwairiyah binti al-Harits berlangsung pada tahun ke-5 Hijriyah dan pada usia 19 tahun atau 20 tahunan. Rumah tangganya berlangsung selama 6 tahun dan Juwairiyah wafat pada usia 70 tahun di tahun 56 Hijriah.


Kesembilan : Shafiyah binti Huyai bin Akhtab

Ummul mukminin Shafiyah binti Huyai bin Akhtab, sebelum masuk islam beliau adalah seorang wanita yahudi dari bani nadhir. Ayah beliau adalah seorang tokoh terkemuka di kalangan yahudi dan termasuk ulama yahudi di masa itu. Nasab ummul mukminin Shafiyah RA bersambung samapai Nabi Harun bin Imran AS. Jadi beliau adalah wanita dari kalangan bani israil. Shafiyah lahir pada tahun 9 sebelum hijriyah.

Setelah bani Nadhir diusir dari Madinah, mereka hijrah menuju perkampungan yahudi di khaibar. Dalam perang Khaibar, Allah SWT memenangkan kaum muslimin. Banyak harta rampasan peran dan tawanan yang dikuasai oleh kaum muslimin. Diantaranya adalah Shafiyah binti Huyai. Awalnya Shafiyah termasuk pendapatan perang dari sahabat yang mulia, yang Malaikat Jibril sering datang dalam bentuk fisiknya yaitu Dihyah bin Kalifah RA. Karena kedudukan Shafiyah, ada seorang sahabat yang datang mengajukan agar Rosululloh SAW menerima Shafiyah. Kemuliaan Shafiyah sebagai wanita pemuka bani Quraizahah dan bani Nadhir hanya layak disandingkan dengan Rosululloh SAW.

Setelah itu menerima Islam, Rosululloh SAW menikahi Shafiyah. Pernikahan pun dilangsungkan, yaitu pada tahun 8 Hijriyah. Rumah tangga mulia ini berlangsung 4 tahun hingga wafatnya Rosululloh SAW.

Hikmah pernikahan Shafiyah dengan Nabi Muhammad SAW adalah Islam menjaga kedudukan seseorang, tidak merendahkannya akan tetapi menjadikannya kian mulia. Siapa mulia sebelum Islam, maka dia juga dimuliakan setelah berislam.

Ummul mukminin Shafiyah binti Huyai wafat pada tahun 50 Hijriyah di usia 59 tahun di zaman pemerintahan Muawiyah bin Abu Sufyan RA.


Kesepuluh : Ummu Habibah

Nama Ummu Habibah adalah Romlah binti Abu Sufyan. Beliau dilahirkan pada tahun 25 sebelum hijriyah. Ummu Habibah merupakan putri dari salah satu seorang tokoh Quraisy yaitu Abu Sufyan bin Harb RA. Ummu Habibah RA masuk Islam lebih dahulu dibandingkan dengan ayahnya dan saudara laki-lakinya, Muawiyah bin Abu Sufyan. Bersama suaminya Ubaidillah bin Jahsy, ia hijrah ke negeri Habasyah. Namun sayang, ketika di Habasyah suaminya murtad berpindah agama menjadi seorang Nasrani. Ummu Habibah dihadapkan pada kenyataan pahit, apakah harus turut bersama suaminya menjadi Nasrani, bertahan di Habasyah hidup dalam pengasingan atau kembali ke Mekkah dalam kekangan sang ayah yang tatkala itu masih kafir.

Akhirnya kabar gembira tak terduga datang menghampiri Ummu Habibah. Melalui an-Najasyi, Rosululloh SAW melamarnya. Pernikahannya pun di gelar, namun ada sesuatu yang berbeda dengan pernikahan tersebut, saat resepsi mempelai laki-lakinya diwakilkan oleh an-Najasyi, karena Rosululloh SAW sedang berada di Madinah. Usia rumah tangga mulia ini berlangsung selama 4 tahun sampai berakhirnya wafatnya Rosululloh SAW. Dan Ummu Habibah wafat tahun 69 Hijriyah dengan usia 44 tahun.


Kesebelas : Maimunah binti al-Harits bin Hazn

Ummul mukminin Maimunah binti al-Harits dilahirkan pada tahun 29 sebelum hijriah. Ia adalah saudari dari Ummu al-Fadhl, istri paman Nabi, al-Abbas bin Abdul Muthalib. Ia juga merupakan bibi dari Abdullah bin Abbas dan Khalid bin al-Walid RA. Maimunah adalah wanita terakhir yang dinikahi oleh Rosululloh SAW. Saat menikah dengan Nabi SAW, ia telah berusia 36 tahun. Nabi menikahinya pada tahun 7 Hijriah, satu tahun setelah perjanjian Hudaibiyah.

Hikmah dari pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Maimunah binti al-Harits adalah menundukkan hati bani Hilal untuk menerima Islam, kemudian meneguhkan keislaman mereka.

Pada saat mengadakan Safar antara Mekkah dan Madinah tahun 51 Hijriah, ummul mukminin Maimunah binti al-Harits wafat. Usia beliau saat wafat adalah 81 tahun.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kisah Nabi Muhammad SAW

Tidak ada komentar:

.f-nav{ z-index: 9999; position: fixed; left: 0; top: 0; width: 100%; padding:0 20px;} /* ini yang membuat menu menjadi melayang (fixed) */ .nav { background: rgba(26, 37, 82, 0.24); margin:0 0 20px 0; } .nav li { list-style-type:none; float:left; display:inline-block; padding:10px; }